Ø
Cerita Pendek
Saat di restaurant.
Ngapain Uni disini?
Pantesan aja kayaknya gue kenal rambut panjangnya. Bukannya dia lagi ada acara?
Untuk apa sih, dateng-dateng kesini segala. Kalo kayak gini sih, punah semua
harapan gue untuk membuat kenangan manis sama Adit hari ini. Aduh, Uni
ngelambaiin tangan juga. Rasanya tangan gue makin lemes aja. Sama sekali nggak
ada selera buat ngebales lambaiannya. Saking lapernya sampe pengen muntah di
muka Uni. Jadi sebel ngliat mukanya. Sok innocent banget sih. Nggak nyadar udah
ngerebut calon suami orang. Jadi sewot sendiri. Padahal gue udah ngrencanain
pura-pura pingsan karena nggak makan siang di depan Adit. Uni bener-bener
perusak suasana.
“Kok sendirian,Tit. Papa
dimana?” tanya Adit begitu Tita sampai di mejanya.
“Mereka masih disana.” jawab
Tita singkat.
“eh, tadi loe jalan sama
Adit, ya?” tanya Uni.
“I…ya.” jawab Tita
ragu-ragu.
“Ngapain aja?” tanya Uni
lagi.
Aduh, gue mesti jawab apa,
nig. Jadi nggak enak ati. Adit kan
sengaja ngebatalin janjinya sama Uni supaya bisa pergi sama gue. Jangan-jangan
dia mikir yang nggak-nggak tentang gue sama Adit. Gue sih ngarepinnya sesuatu
yang nggak-nggak terjadi antara gue sama Adit.
“Eh, Ananda nelpon ke
radio, ya? Lo denger nggak?” tanya Uni.
“Hah? Oh, itu….e denger.”
jawab tita dengan perasaan tidak enak.
“Sebenarnya, yang
diomongin Nanda itu bener nggak sih?” tanya Uni.
Aduh, kok dia nanyanya
langsung gitu, sih? Nggak basa-basi dulu, kek. Jangan-jangan dia sakit hati.
Gue dibilangnya nggak setia kawan lagi, pembohong, dan segala macam. Tapi
salahnya juga, sih. Pacaran nggak bilang-bilang. Kan gue udah keburu suka juga. Tapi gue
mesti jawab apa, nih? Nggak mungkin banget kalo gue jawab ‘iya’. Tapi secara
nggak langsung itu udah terus terang ke Adit kalo gue duka sama dia. Kalo gue jawab
‘nggak’, kapan gue bisa ngrebut hati dari Uni? Jawab apa ya? 15 menit lagi Adit
pulang, nih.
“Kok nggak jawab? Grogi
ya? Atau takut?” ejek Adit.
“itu, eee…” Tita mencoba
jawaban yang tepat.
“Nggak usah salting gitu
dong, Tit..!” kata Adit.
“Siapa yang salting?” kata
tita yang menjadi salah tingkah.
“Gitu aja sewot. Kenapa
sih? Malu ya ngejawab pertanyaan Uni?” goda Adit.
“Siapa yang malu? Malu
kenapa, lagi..!” kata tita kesal.
“Udah, kalo malu, malu
aja. Nggak usah ngeles segala deh. Bilang aja loe malu ngaku ke Uni kalo loe
suka sama gue. Bilang aja kalo yang di bilang Nanda itu bener semua. Uni nggak
akan marah, kok. Ya nggak, Ni?
“GR-an amat sih, jadi
orang. Asal loe tau aja, semua yang dibilang Nanda to boong! Denger, kan . Boong, Nanda itu.”
Ø
Unsur Intrinsik
› Tema :
Antara persahabatan dan percintaan
› Alur :Alur
maju
› Penokohan :
» Tita :
Gengsi, keras kepala, suka memendam perasaan.
» Uni :
Ramah, pengertian, baik hati.
» Adit :
Gengsi, pengertian, keGR-an.
» Nanda :
Penyebar gossip.
› Latar :
» Waktu :
Siang
» Tempat :
Di restaurant
» Suasana : Ramai, panas.
› Sudut pandang :
Sudut Pandang Orang Ketiga
› Amanat : Jika menginginkan atau mencita-citakan sesuatu
kita harus
berusaha
mencapainya, jangan di pendam dan jangan terlalu
memikirkan
ego.
Ø
Sinopsis
Ketika Tita dan Adit
sedang makan di restaurant, ternyata ada Uni yang datang terlebih dahulu. Tita
pikir uni sedang ada acara. Tita sangat kesal karena Uni ada disini dan ia
manggagalkan rencana Tita untuk pura-pura pingsan di depan Adit.
Mereka bertiga
berbincang-bincang. Uni bertanya kepada Tita apakah Tita tadi keluar bersama
Adit? Tita sangat bingung untuk menjawab pertanyaan Uni, karena ia takut Uni
sakit hati. Tita tidak menjawab pertanyaan itu. Kemudian Uni bertanya lagi
kepada Tita apa tadi ia mendengar Ananda menelepon ke radio? Dan itu benar atau
tidak? Tita kembali kebingungan menjawab pertanyaan dari Uni. Tita jengkel, dari tadi Uni menanyakan
tentang perasaannya pada Adit. Ia tidak mau berterus terang kalau dia suka sama
Adit, karena disitu ada Uni yang statusnya dengan Adit adalah “pacaran”. Tita
takut dikira ia tidak setia kawan lagi, pembohong dll. Ia bingung untuk
menjawab iya atau tidak.
Karena Tita tidak menjawab
pertanyaan itu, Adit mengejek Tita. Tita pun menghalau ejekan Adit karena Tita
sangat keras kepala sekali.
Akhirnya Tita membohongi
perasaannya sendiri dan ia berkata kalau ia tidak suka dengan Adit.
Ø
Kelebihan dan Kekurangan Cerpen
Tersebut
› Kelebihan :
» Alurnya jelas, sehingga memungkinkan
pembaca untuk lebih mendalami cerita tersebut.
» Ceritanya bagus.
› Kekurangan :
» Bahasanya tidak baku .
Nama :
Aan Fitri Ries Sutrisno
Kelas :
VIII H iiiiii
Slots.lv Casino Review 2021 | Get a 150% Welcome Bonus
BalasHapusAll Slots.lv Casino has arrived! 제주도 출장마사지 It's time to check out 서귀포 출장안마 our experience on the Slots.lv casino 통영 출장마사지 app, and try 제천 출장마사지 our 의왕 출장마사지 exclusive Slots Rating: 4.8 · Review by JT Hub