Minggu, 13 Mei 2012

Unsur intrinsik


Ø Cerita Pendek


Saat di restaurant.
Ngapain Uni disini? Pantesan aja kayaknya gue kenal rambut panjangnya. Bukannya dia lagi ada acara? Untuk apa sih, dateng-dateng kesini segala. Kalo kayak gini sih, punah semua harapan gue untuk membuat kenangan manis sama Adit hari ini. Aduh, Uni ngelambaiin tangan juga. Rasanya tangan gue makin lemes aja. Sama sekali nggak ada selera buat ngebales lambaiannya. Saking lapernya sampe pengen muntah di muka Uni. Jadi sebel ngliat mukanya. Sok innocent banget sih. Nggak nyadar udah ngerebut calon suami orang. Jadi sewot sendiri. Padahal gue udah ngrencanain pura-pura pingsan karena nggak makan siang di depan Adit. Uni bener-bener perusak suasana.
“Kok sendirian,Tit. Papa dimana?” tanya Adit begitu Tita sampai di mejanya.
“Mereka masih disana.” jawab Tita singkat.
“eh, tadi loe jalan sama Adit, ya?” tanya Uni.
“I…ya.” jawab Tita ragu-ragu.
“Ngapain aja?” tanya Uni lagi.
Aduh, gue mesti jawab apa, nig. Jadi nggak enak ati. Adit kan sengaja ngebatalin janjinya sama Uni supaya bisa pergi sama gue. Jangan-jangan dia mikir yang nggak-nggak tentang gue sama Adit. Gue sih ngarepinnya sesuatu yang nggak-nggak terjadi antara gue sama Adit.
“Eh, Ananda nelpon ke radio, ya? Lo denger nggak?” tanya Uni.
“Hah? Oh, itu….e denger.” jawab tita dengan perasaan tidak enak.
“Sebenarnya, yang diomongin Nanda itu bener nggak sih?” tanya Uni.
Aduh, kok dia nanyanya langsung gitu, sih? Nggak basa-basi dulu, kek. Jangan-jangan dia sakit hati. Gue dibilangnya nggak setia kawan lagi, pembohong, dan segala macam. Tapi salahnya juga, sih. Pacaran nggak bilang-bilang. Kan gue udah keburu suka juga. Tapi gue mesti jawab apa, nih? Nggak mungkin banget kalo gue jawab ‘iya’. Tapi secara nggak langsung itu udah terus terang ke Adit kalo gue duka sama dia. Kalo gue jawab ‘nggak’, kapan gue bisa ngrebut hati dari Uni? Jawab apa ya? 15 menit lagi Adit pulang, nih.
“Kok nggak jawab? Grogi ya? Atau takut?” ejek Adit.
“itu, eee…” Tita mencoba jawaban yang tepat.
“Nggak usah salting gitu dong, Tit..!” kata Adit.
“Siapa yang salting?” kata tita yang menjadi salah tingkah.
“Gitu aja sewot. Kenapa sih? Malu ya ngejawab pertanyaan Uni?” goda Adit.
“Siapa yang malu? Malu kenapa, lagi..!” kata tita kesal.
“Udah, kalo malu, malu aja. Nggak usah ngeles segala deh. Bilang aja loe malu ngaku ke Uni kalo loe suka sama gue. Bilang aja kalo yang di bilang Nanda itu bener semua. Uni nggak akan marah, kok. Ya nggak, Ni?
“GR-an amat sih, jadi orang. Asal loe tau aja, semua yang dibilang Nanda to boong! Denger, kan. Boong, Nanda itu.”





Ø Unsur Intrinsik
Tema                   : Antara persahabatan dan percintaan
Alur                     :Alur maju
Penokohan       :
»  Tita      : Gengsi, keras kepala, suka memendam perasaan.
»  Uni      : Ramah, pengertian, baik hati.
»  Adit     : Gengsi, pengertian, keGR-an.
»  Nanda            : Penyebar gossip.
Latar                    :
»  Waktu       : Siang
»  Tempat     : Di restaurant
»  Suasana  : Ramai, panas.
Sudut pandang                                                                   : Sudut Pandang Orang Ketiga
Amanat               :  Jika menginginkan atau mencita-citakan sesuatu kita harus
                                   berusaha mencapainya, jangan di pendam dan jangan terlalu
                                   memikirkan ego.
Ø Sinopsis
Ketika Tita dan Adit sedang makan di restaurant, ternyata ada Uni yang datang terlebih dahulu. Tita pikir uni sedang ada acara. Tita sangat kesal karena Uni ada disini dan ia manggagalkan rencana Tita untuk pura-pura pingsan di depan Adit.
Mereka bertiga berbincang-bincang. Uni bertanya kepada Tita apakah Tita tadi keluar bersama Adit? Tita sangat bingung untuk menjawab pertanyaan Uni, karena ia takut Uni sakit hati. Tita tidak menjawab pertanyaan itu. Kemudian Uni bertanya lagi kepada Tita apa tadi ia mendengar Ananda menelepon ke radio? Dan itu benar atau tidak? Tita kembali kebingungan menjawab pertanyaan dari Uni.  Tita jengkel, dari tadi Uni menanyakan tentang perasaannya pada Adit. Ia tidak mau berterus terang kalau dia suka sama Adit, karena disitu ada Uni yang statusnya dengan Adit adalah “pacaran”. Tita takut dikira ia tidak setia kawan lagi, pembohong dll. Ia bingung untuk menjawab iya atau tidak.
Karena Tita tidak menjawab pertanyaan itu, Adit mengejek Tita. Tita pun menghalau ejekan Adit karena Tita sangat keras kepala sekali.
Akhirnya Tita membohongi perasaannya sendiri dan ia berkata kalau ia tidak suka dengan Adit.

Ø Kelebihan dan Kekurangan Cerpen Tersebut
Kelebihan   :
»  Alurnya jelas, sehingga memungkinkan pembaca untuk lebih mendalami cerita tersebut.
»  Ceritanya bagus.
Kekurangan           :
»  Bahasanya tidak baku.




Nama : Aan Fitri Ries Sutrisno
Kelas  : VIII H                        iiiiii

1 komentar:

  1. Slots.lv Casino Review 2021 | Get a 150% Welcome Bonus
    All Slots.lv Casino has arrived! 제주도 출장마사지 It's time to check out 서귀포 출장안마 our experience on the Slots.lv casino 통영 출장마사지 app, and try 제천 출장마사지 our 의왕 출장마사지 exclusive Slots  Rating: 4.8 · ‎Review by JT Hub

    BalasHapus