Tugas
Bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Aan
Fitri Ries Sutrisno
Kelas:
VII D/1
SMP Negeri 37
2008-2009
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, saya
dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia tentang “Puisi” ini dengan baik.
Tugas
ini disusun agar berguna bagi para pembaca untuk mengetahui tentang seluk beluk
Puisi. Tersusunnya tugas ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan beberapa pihak,
yaitu:
1.
Orang
tua, yang telah menyemangati kami dalam mengerjakan tugas ini.
2.
Bu
Resti, sebagai guru Bahasa Indonesia yang telah memberi gambaran tentang
pembuatan tugas ini.
3.
Serta
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, sehingga kliping ini bisa
selesai sesuai harapan.
Akhirnya dengan semua ini
kita semua dapat mengetahuidan memahami tentang arti Puisi. Kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu saya mengharap kritik dan saran dari
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Surabaya, Mei 2009
Penulisaaaaa
ii
Daftar Isi
Cover…………………………………………………………………………………........... i
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………….. ii
Daftar
isi…………………………………………………………………………………….. iii
Puisi……………………………………………………………………….......................... 1
› Pengertian
Puisi……………………………………………………………………….. 1
› Puisi Lama……………………………………………………………………………… 1
»
Macam-Macam
Puisi Lama………………………………………………………. 1
› Puisi Baru……………………………………………………………………………….. 14
»
Macam-Macam
Puisi Baru………………………………………………………... 14
Puisi
Pengertian
Puisi
Puisi adalah karya tulis hasil
perenungan seorang penyair atas suatu peristiwa yang diamati, dihayati atau
dialaminya. Cetusan ide yang berasal dari peristiwa atau keadaan itu dikemas
oleh seorang penyair kedalam bahasa yang padat dan indah. Pembaca atau
penikmatnya lalu merasakannya sebagai sebuah karya tulis yang mengandung
keindahan dan pesan. Puisi dapat dinikmati melalui membaca atau
mendengarkannya.
Secara etimologis istilah puisi
berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu poites, yang berarti pembangun,
pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun,
menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata
tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut
syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Puisi di Indonesia digolongkan ke
dalam dua kategori besar, yaitu puisi lama dan puisi baru.
F
Puisi Lama
› Puisi Lama adalah puisi yang terikat
oleh aturan-aturan tertentu.
› Macam-Macam
Puisi Lama:
»
Mantra
o
Mantra adalah puisi tua yang
keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra,
melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.yang dianggap
mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk
menandingi kekuatan gaib yang lain.
o Contoh:
·
Assalamu’alaikum
putri satulung besar
Yang beralur berhilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Aku membasuh mukamu
·
Kejang
aku kejang rungkup
Kejang
tunjang tengah laman
Kebal
aku kebal tutup
Terkucap
kulit tak berjalan
Terkunci
terkancing tak mara
·
Bismillahirrahmanirrahim
Imat-imat
katemu itu
Mitu
melion kate Allah
To
badanda berkata-kata
Tak
hendak kau datang memijak halaman rumahku
Karene
telah ade penjaga pintu
Berdurhake
kau kepade Allah
Bila
hendak membinase rumahku
Berkat
kalimat laihaillallah
Muhammadarrasulullah
·
Nyalah
engkau, pergilah
Jikalau
engkau tidak pergi
Aku
pukul dengan ijuk tunggal
Dengan
ijuk pusaka
Aku
sekal kepalamu dengan sengkalan
Aku
tau asalmu jadi
Dari
kun fayakun
Berkat
kalimat laihaillallah
Muhammadarrasulullah
Pua-pua
adanya
·
Assalamualaikum,
Aku kirim salam kepada jin tanah
Aku tahu asalmu
Kau keluar dari air ketuban
Bukan aku melepas bala mustaka
Sang Kaka Sang kipat
Melepas
bala mustaka
»
Gurindam
o Berasal dari Tamil (India ).
o Ciri-ciri:
·
Bersajak
a-a; b-b; c-c dst.
·
Isi:
Nasihat yang cukup jelas.
·
Terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama.
o Contoh:
·
Kurang
pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
·
Namaku
adalah pilu
Katanya sejajar daun benalu
Katanya sejajar daun benalu
Sedang mereka sebagai mawarnya
Padahal kamilah yang mewangikannya
Padahal kamilah yang mewangikannya
Pada masa lalu engakaulah melati
Yang membelai kami saat bermimpi
Yang membelai kami saat bermimpi
Dan masa lalu wangi mahkotamu memaku
Kini tinggal dinding-dinding batu memisahkanku
Kini tinggal dinding-dinding batu memisahkanku
Tatapmu kini kaku dan beku
Laut yang dahulu tidak setetespun memercikku
Laut yang dahulu tidak setetespun memercikku
Namaku adalah sejuta
Luka-luka jiwa yang kadaluarsa
Luka-luka jiwa yang kadaluarsa
·
Barang
siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
·
Barang
siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
»
Syair
o Berasal dari Arab.
o Ciri-ciri:
·
Setiap
bait terdiri dari 4 baris
·
Setiap
baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
·
Bersajak
a – a – a – a
·
Tidak
ada sampiran
o Contoh:
·
Pada
zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
·
Negeri
bernama Pasir Luhur
Tanahnya luas lagi subur
Rakyat teratur hidupnya makmur
Rukun raharja tiada terukur
Raja bernama Darmalaksana
Tampan rupawan elok parasnya
Adil dan jujur penuh wibawa
Gagah perkasa tiada tandingnya
Tanahnya luas lagi subur
Rakyat teratur hidupnya makmur
Rukun raharja tiada terukur
Raja bernama Darmalaksana
Tampan rupawan elok parasnya
Adil dan jujur penuh wibawa
Gagah perkasa tiada tandingnya
·
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkan
pelipur dengan tadahan
Lemah lembut
berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis
memberi kasihan.
·
Wajah yang manis, pucat, berseri
Laksana bulan
kesiangan hari
Berjalan
tunduk memikirkan diri
Tiada
memandang kanan dan kiri.
»
Pantun
o Pantun adalah Melayu asli yang cukup
mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
o Ciri-ciri:
·
Setiap
bait terdiri 4 baris.
·
Baris
1 dan 2 sebagai sampiran.
·
Baris
3 dan 4 merupakan isi.
·
Setiap
baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
o Contoh:
·
Ada pepaya ada mentimun (a)
Daripada duduk
melamun (a)
Mari kita membaca
sajak (b)
o Dilihat
dari bentuknya
·
Pantun Biasa
Ø
Pantun
biasa sering juga disebut pantun saja.
Ø
Contoh:
ú
Kalau
ada jarum yang patah,
Jangan dimasukkan
ke dalam peti.
Kalau ada kata yang
salah,
Jangan dimasukkan ke
dalam hati.
·
Pantun Berkait (Seloka)
Ø Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja
sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ø
Ciri-ciri:
ú
Baris
kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga
bait kedua.
ú
Baris
kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
ketiga
Ø
Contoh:
ú
Lurus
jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati takkan
rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
ú
Sudah
bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam
siang
Hingga setapak tiada
renggang
Tulang sendi habis berguncang
ú
Baik
budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera
dihutan disusui
·
Talibun
Ø Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi
harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi
Ø
Contoh:
ú
Kalau
anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
ú
Tengah
malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu dipadang
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di
Sambut menguak kerbau di
kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
·
Pantun Kilat (Karmina)
Ø
Ciri-ciri:
ú
Setiap
bait terdiri dari 2 baris.
ú
Baris
pertama merupakan sampiran.
ú
Baris
kedua merupakan isi.
ú
Bersajak
a–a.
ú
Setiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Ø
Contoh:
ú
Dahulu
parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang
benci (a)
ú
Buah mangga buah manggis
Nggak nyangka
gua manis
ú
Empat kali empat sama dengan enam belas
Sempat tidak
sempat harus dibalas
ú
Gendang
gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
ú
Pinggan
tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
o Dilihat
dari isinya
·
Pantun
Anak-Anak
Ø
Contoh:
ú
Elok
rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tiada terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
·
Pantun
Remaja
Ø
Contoh:
ú
Tanam
melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
ú
Hijau daun di ranting kayu
Mayang di
tabuh bulir hamburan
Hajat di kirim
angin lalu
Sayang di hembus balik
haluan
·
Pantun
Orang Tua
Ø
Contoh:
ú
Asam
kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
·
Pantun
Jenaka
Ø
Contoh:
ú
Elok
rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
·
Pantun
Teka-Teki
Ø
Contoh:
ú
Kalau
puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
ú
Kelap kelip kusangka api
Kalau api mana
asapnya?
Hilang gaib
disangka mati
Kalau mati mana
kuburannya?
·
Pantun
Nasehat
Ø
Contoh:
ú
Kalau suka begadang
Jangan lupa
tidur siang
Kalau memang
abang sayang
Jangan lupa bilang sayang
F Puisi Baru
›
Puisi Baru adalah
›
Macam-Macam Puisi Baru:
»
Distikon
o Distikon adalah sanjak 2 seuntai,
biasanya bersajak sama.
o Contoh :
·
Berkali
kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Ulangi lagi dan cari akal
·
Berkali-kali
kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
Kembali berdiri jangan mengeluh
»
Terzina
o Terzina adalah sanjak 3 seuntai.
o Contoh :
·
Dalam
ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
·
Dalam
bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
13
»
Quatrain
o Quatrain adalah sanjak 4 seuntai.
o Contoh :
·
Mendatang-datang
jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
·
Membayang
rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
»
Quint
o Quint adalah sanjak 5 seuntai.
o Contoh :
·
Hanya
Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
·
Satu-satu
kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
·
Satu-satu
kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
»
Sextet
o Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
o Contoh :
·
Merindu
Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
»
Septima
o Septima adalah sanjak 7 seuntai.
o Contoh :
·
Indonesia
Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
»
Stanza
(Octav)
o Octav adalah sanjak 8 seuntai.
o Contoh :
·
Awan
datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
»
Soneta
o Soneta adalah bentuk kesusasteraan
Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.
o Ciri-ciri:
·
Terdiri
atas 14 baris.
·
Terdiri
atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina.
·
Dua
quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
·
Dua
terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut
sextet.
·
Bagian
sampiran biasanya berupa gambaran alam.
·
Sextet
berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam
ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
·
Peralihan
dari octav ke sextet disebut volta .
·
Penambahan
baris pada soneta disebut koda.
·
Jumlah
suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
·
Rima
akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d.
o Contoh :
Perasaan siapa takkan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( c )
Terdengar olehku bunyi serunai ( d )
Perasaan siapa takkan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( c )
Terdengar olehku bunyi serunai ( d )
o Melagukan alam nan molek permai ( c )
Wahai gembala di segara hijau ( d )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( d )
Wahai gembala di segara hijau ( d )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( d )
·
Fungsi:
Pada masa lahirnya, Soneta
dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
Kini
tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang
lebih luas seperti :
·
Pernyataan
rindu pada tanah air.
·
Pergerakan
kemajuan kebudayaan.
·
Ilham
sukma.
·
Perasaan
keagamaan.
o Soneta Digemari Para
Pujangga Baru
Faktor-faktor
Soneta digemari oleh para Pujangga Baru antara lain :
·
Adanya
penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat
obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada pantun.
Sedangkan sextet Soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun.
Sedangkan sextet Soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun.
·
Baris-baris
Soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan
hati penyairnya.
·
Soneta
dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati
penyairnya.
o Persamaan Soneta Dengan Pantun
·
Sama-sama
mempunyai sampiran atau pengantar dan isi atau kesimpulan.
o Perbedaan Soneta dengan Pantun
·
Soneta
puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu.
·
Satu
bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4
baris.
·
Soneta
berima bebas, pantun berima a-b-a-b.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar