Minggu, 13 Mei 2012

Makalah Pengertian Puisi


Tugas
Bahasa Indonesia

Puisi





















Disusun oleh:
Aan Fitri Ries Sutrisno
Kelas: VII D/1
NIS. 4982

SMP Negeri 37
Surabaya
2008-2009
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb.

               Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karuniaNya, saya dapat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia tentang “Puisi” ini dengan baik.
               Tugas ini disusun agar berguna bagi para pembaca untuk mengetahui tentang seluk beluk Puisi. Tersusunnya tugas ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan beberapa pihak, yaitu:
1.    Orang tua, yang telah menyemangati kami dalam mengerjakan tugas ini.
2.    Bu Resti, sebagai guru Bahasa Indonesia yang telah memberi gambaran tentang pembuatan tugas ini.
3.    Serta teman-teman dan semua pihak yang telah membantu, sehingga kliping ini bisa selesai sesuai harapan.
Akhirnya dengan semua ini kita semua dapat mengetahuidan memahami tentang arti Puisi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, maka dari itu saya mengharap kritik dan saran dari seluruh pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.


Surabaya, Mei 2009



Penulisaaaaa


ii
Daftar Isi

Cover…………………………………………………………………………………...........    i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..    ii
Daftar isi……………………………………………………………………………………..    iii
Puisi………………………………………………………………………..........................       1
Pengertian Puisi………………………………………………………………………..    1
Puisi Lama………………………………………………………………………………    1
»   Macam-Macam Puisi Lama……………………………………………………….     1
Puisi Baru………………………………………………………………………………..   14
»   Macam-Macam Puisi Baru………………………………………………………...    14
Puisi

*      Pengertian Puisi
Puisi adalah karya tulis hasil perenungan seorang penyair atas suatu peristiwa yang diamati, dihayati atau dialaminya. Cetusan ide yang berasal dari peristiwa atau keadaan itu dikemas oleh seorang penyair kedalam bahasa yang padat dan indah. Pembaca atau penikmatnya lalu merasakannya sebagai sebuah karya tulis yang mengandung keindahan dan pesan. Puisi dapat dinikmati melalui membaca atau mendengarkannya.
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Puisi di Indonesia digolongkan ke dalam dua kategori besar, yaitu puisi lama dan puisi baru.
F Puisi Lama
Puisi Lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu.
Macam-Macam Puisi Lama:
»   Mantra
o Mantra adalah puisi tua yang keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
o Contoh:
·   Assalamu’alaikum putri satulung besar
Yang beralur berhilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Aku membasuh mukamu
·   Kejang aku kejang rungkup
Kejang tunjang tengah laman
Kebal aku kebal tutup
Terkucap kulit tak berjalan
Terkunci terkancing tak mara
·   Bismillahirrahmanirrahim
Imat-imat katemu itu
Mitu melion kate Allah
To badanda berkata-kata
Tak hendak kau datang memijak halaman rumahku
Karene telah ade penjaga pintu
Berdurhake kau kepade Allah
Bila hendak membinase rumahku
Berkat kalimat laihaillallah
Muhammadarrasulullah
·   Nyalah engkau, pergilah
Jikalau engkau tidak pergi
Aku pukul dengan ijuk tunggal
Dengan ijuk pusaka
Aku sekal kepalamu dengan sengkalan
Aku tau asalmu jadi
Dari kun fayakun
Berkat kalimat laihaillallah
Muhammadarrasulullah
Pua-pua adanya
·   Assalamualaikum,
Aku kirim salam kepada jin tanah
Aku tahu asalmu
Kau keluar dari air ketuban
Bukan aku melepas bala mustaka
Sang Kaka Sang kipat
Melepas bala mustaka
»   Gurindam
o Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
o Berasal dari Tamil (India).
o Ciri-ciri:
·         Bersajak a-a; b-b; c-c dst.
·         Isi: Nasihat yang cukup jelas.
·         Terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama.
·         Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian.
·         Kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
o Contoh:
·   Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

·   Namaku adalah pilu
Katanya sejajar daun benalu
Sedang mereka sebagai mawarnya
Padahal kamilah yang mewangikannya
Pada masa lalu engakaulah melati
Yang membelai kami saat bermimpi
Dan masa lalu wangi mahkotamu memaku
Kini tinggal dinding-dinding batu memisahkanku
Tatapmu kini kaku dan beku
Laut  yang dahulu tidak setetespun memercikku
Namaku adalah sejuta
Luka-luka jiwa yang kadaluarsa
·   Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
·   Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
»   Syair
o Berasal dari Arab.
o Ciri-ciri:
·   Setiap bait terdiri dari 4 baris
·   Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
·   Bersajak a – a – a – a
·   Tidak ada sampiran
o Contoh:
·   Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
·   Negeri bernama Pasir Luhur
Tanahnya luas lagi subur
Rakyat teratur hidupnya makmur
Rukun raharja tiada terukur
Raja bernama Darmalaksana
Tampan rupawan elok parasnya
Adil dan jujur penuh wibawa
Gagah perkasa tiada tandingnya
·   Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringkan pelipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan.
·   Wajah yang manis, pucat, berseri
Laksana bulan kesiangan hari
Berjalan tunduk memikirkan diri
Tiada memandang kanan dan kiri.
»   Pantun
o Pantun adalah Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.
o Ciri-ciri:
·   Setiap bait terdiri 4 baris.
·   Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.
·   Baris 3 dan 4 merupakan isi.
·   Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
o Contoh:
·   Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
o Dilihat dari bentuknya
·   Pantun Biasa
Ø  Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Ø  Contoh:
ú Kalau ada jarum yang patah,
Jangan dimasukkan ke dalam peti.
Kalau ada kata yang salah,
Jangan dimasukkan ke dalam hati.
·    Pantun Berkait (Seloka)
Ø  Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ø  Ciri-ciri:
ú Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
ú Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
Ø  Contoh:
ú Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
ú Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
ú Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
·   Talibun
Ø  Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi
Ø  Contoh:
ú Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
ú Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
·   Pantun Kilat (Karmina)
Ø  Ciri-ciri:
ú  Setiap bait terdiri dari 2 baris.
ú  Baris pertama merupakan sampiran.
ú  Baris kedua merupakan isi.
ú  Bersajak a–a.
ú  Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Ø  Contoh:
ú Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
ú Buah mangga buah manggis 
Nggak nyangka gua manis 
ú Empat kali empat sama dengan enam belas
Sempat tidak sempat harus dibalas
ú Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
ú Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
o Dilihat dari isinya
·   Pantun Anak-Anak
Ø  Contoh:
ú Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tiada terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
·    Pantun Remaja
Ø  Contoh:
ú Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
ú Hijau daun di ranting kayu
Mayang di tabuh bulir hamburan
Hajat di kirim angin lalu
Sayang di hembus balik haluan
·   Pantun Orang Tua
Ø  Contoh:
ú Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
·   Pantun Jenaka
Ø  Contoh:
ú Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
·    Pantun Teka-Teki
Ø  Contoh:
ú Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
ú Kelap kelip kusangka api
Kalau api mana asapnya?
Hilang gaib disangka mati
Kalau mati mana kuburannya?
·   Pantun Nasehat
Ø  Contoh:
ú Kalau suka begadang
Jangan lupa tidur siang
Kalau memang abang sayang
Jangan lupa bilang sayang
F Puisi Baru
Puisi Baru adalah
Macam-Macam Puisi Baru:
»   Distikon
o Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
o Contoh :
·   Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
·   Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
»   Terzina
o Terzina adalah sanjak 3 seuntai.
o Contoh :
·   Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana

·   Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari

13
»   Quatrain
o Quatrain adalah sanjak 4 seuntai.
o Contoh :
·   Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
·   Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
»   Quint
o Quint adalah sanjak 5 seuntai.
o Contoh :
·   Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
·   Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
·   Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
»   Sextet
o Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
o Contoh :
·   Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
»   Septima
o Septima adalah sanjak 7 seuntai.
o Contoh :
·   Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
»   Stanza (Octav)
o Octav adalah sanjak 8 seuntai.
o Contoh :
·   Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
»   Soneta
o Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.
o Ciri-ciri:
·   Terdiri atas 14 baris.
·   Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina.
·   Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
·   Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.
·   Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam.
·   Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
·   Peralihan dari octav ke sextet disebut volta.
·   Penambahan baris pada soneta disebut koda.
·   Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
·   Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d.
o Contoh :
Perasaan siapa takkan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( c )
Terdengar olehku bunyi serunai ( d )
o Melagukan alam nan molek permai ( c )
Wahai gembala di segara hijau ( d )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( d )
·   Fungsi:
Pada masa lahirnya, Soneta dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang lebih luas seperti :
·   Pernyataan rindu pada tanah air.
·   Pergerakan kemajuan kebudayaan.
·   Ilham sukma.
·   Perasaan keagamaan.
o Soneta Digemari Para Pujangga Baru
      Faktor-faktor Soneta digemari oleh para Pujangga Baru antara lain :
·   Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang bersifat obyektif itu hampir sejalan dengan sampiran pada pantun.
Sedangkan sextet Soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun.
·   Baris-baris Soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati penyairnya.
·   Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau curahan hati penyairnya.
o Persamaan Soneta Dengan Pantun
·   Sama-sama mempunyai sampiran atau pengantar dan isi atau kesimpulan.
o Perbedaan Soneta dengan Pantun
·   Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu.
·   Satu bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4 baris.
·   Soneta berima bebas, pantun berima a-b-a-b.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar